Tepat
28 Rajab 1432 H nanti, kita telah memasuki masa 89 tahun yang paling menyakitkan
bagi umat Islam di seluruh dunia, yaitu runtuhnya Khilafah. Tanggal 28 Rajab
1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924, Kemal Attaturk (seorang agen Inggris,
laknatullah ‘alaih), secara resmi membubarkan Kekhilafahan Turki Utsmani. Malam
harinya, tengah malam, Khalifah Islam terakhir, Sultan Abdul Majid, diusir !
Empat bulan kemudian, 24 Juli 1924, Perjanjian Laussane ditandatangani. Di antara isinya, Inggris mengakui kemerdekaan Turki sekaligus menarik pasukannya dari Turki. Merespon sikap Inggris ini, seorang perwira Inggris saat itu memprotes Menteri Luar Negeri Inggris, Curzon. Dengan enteng Curzon menjawab, “Yang penting, Turki telah kita hancurkan dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam!” (Zallum, 2001: 184).
Empat bulan kemudian, 24 Juli 1924, Perjanjian Laussane ditandatangani. Di antara isinya, Inggris mengakui kemerdekaan Turki sekaligus menarik pasukannya dari Turki. Merespon sikap Inggris ini, seorang perwira Inggris saat itu memprotes Menteri Luar Negeri Inggris, Curzon. Dengan enteng Curzon menjawab, “Yang penting, Turki telah kita hancurkan dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam!” (Zallum, 2001: 184).
Curzon
benar. Setelah sekian lama menjadi republik, menerapkan hukum-hukum Barat
sekular, dan membuang hukum-hukum Islam, hingga kini Turki tidak pernah
bangkit; kemakmuran tidak pernah terwujud; dan cita-cita untuk menjadi negara
modern seperti Eropa tidak pernah terbukti. Turki bahkan nyaris bangkrut. Pada
tahun 1994, 1 US$ dihargai 10.000 Turkish Lira (uang Turki). Bahkan pada tahun
2004, 1 US$ setara 1.500.000 Turkish Lira. Turki telah lama mengalami mega
inflasi (di atas 100% pertahun). Di Turki ongkos naik bis kota pernah mencapai
sejuta! (Fahmi Amhar, 2004). Adapun kalau saat ini (8/2/11) mata uang Turki per
1 US$ adalah 1.58 Yeni Turkish Lira (Uang Turki Baru), hal itu dikarenakan
Turki telah melakukan redominasi terhadap nilai mata uang sebelumnya dengan
mengurangi 6 digit angka nol pada mata uangnya di tahun 2005 lalu. Artinya 1
US$ saat ini adalah setara dengan 1.580.000 Turkish Lira (atau mata uang turki
sebelumnya). Sungguh ironis bagi suatu wilayah dengan potensi yang begitu besar.
Lalu sampai kapan hal ini akan terus berlangsung ? ila
matta !
Bandingkan kondisi Turki saat masih dalam wadah Khilafah dan menerapkan syariah. Tentang Kekhilafahan Turki Utsmani, Paul Kennedy, seorang pemikir Barat, menulis, “Imperium Utsmani lebih dari sekadar mesin militer; ia telah menjadi penakluk elit yang telah mampu membentuk satu kesatuan iman, budaya dan bahasa pada sebuah area yang lebih luas dibandingkan dengan yang pernah dimiliki oleh Imperium Romawi…” (Paul Kennedy-The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000).
Kehebatan dan keagungan Khilafah Islam bukan hanya pada masa Turki Utsmani, tetapi juga pada masa-masa Kekhilafahan sebelumnya, baik Abbasiyah, Umayah dan tentu saja masa Khulafaur Rasyidin. Tentang ini, Paul Kennedy, kembali menulis, ”Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, Dunia Islam telah jauh melampaui Eropa dalam bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya demikian luas, rakyatnya terpelajar, perairannya sangat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universitas-universitas dan perpustakaan yang lengkap dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi, pengobatan dan aspek-aspek lain dari sains dan industri, kaum Muslim selalu berada di depan.” (Paul Kennedy-The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000).
Potensi
Kaum Muslim
Secara
Ideologis
Setelah komunisme runtuh, satu-satunya musuh ideologis AS dan sekutunya adalah islam. Carleton, saat mengomentari peradaban islam dari tahun 800 M hingga 1600 M, menyatakan, “Peradaban islam merupakan peradaban yang terbesar di dunia. Peradaban islam sanggup menciptakan Negara adidaya (super state) yang terbentang dari satu samudera ke samudera yang lain; dari iklim utara hingga iklim tropis dengan ratusan juta orang didalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku.” (Carleton, technology, business, and our way of life: what’s next).
Setelah komunisme runtuh, satu-satunya musuh ideologis AS dan sekutunya adalah islam. Carleton, saat mengomentari peradaban islam dari tahun 800 M hingga 1600 M, menyatakan, “Peradaban islam merupakan peradaban yang terbesar di dunia. Peradaban islam sanggup menciptakan Negara adidaya (super state) yang terbentang dari satu samudera ke samudera yang lain; dari iklim utara hingga iklim tropis dengan ratusan juta orang didalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan suku.” (Carleton, technology, business, and our way of life: what’s next).
Begitu pula pemikir yang sangat dipercaya AS, Samuel Huntington, dalam The Clash of Civilization, menulis, “Problem mendasar bagi barat bukanlah fundamentalisme, tetapi islam sebagai peradaban yang penduduknya yakin akan ketinggian kebudayaannya, tapi dihantui rendahnya kekuatan mereka saat ini.”
Bush Jr., pada saat berkuasanya, sebelum menyerang Afganistan menyatakan, bahwa perang tersebut merupakan perang peradaban.
Blair, ketika masih menjabat sebagai PM Inggris, pada 16 Juli 2005 mengatakan melalui BBC, “Islam merupakan ideology Iblis dengan cirri :1) ingin mengeliminasi Israel; 2) menjadikan syariat islam sebagai sumber hokum; 3) menegakkan Khilafah; 4) bertentangan dengan nilai-nilai liberal.”
Tahukah kamu bahwa semua itu adalah pernyataan langsung dari musuh-musuh islam mengenai kekhawatiran mereka terhadap kebangkitan islam yang akan menghancurkan hegemoni mereka. Pertanyaannya kini adalah, Siapakah yang kamu dukung ?, para penegak izzah islam yang bercita-cita menerapkan syariat islam secara kaffah ataukah para penghambat atau bahkan penentang tertegaknya islam kaffah dimuka bumi ?
Secara Geopolitis Strategis
Kaum muslim secara geografis menempati posisi strategis jalur laut dunia. Mereka menempati selat Gibraltar, terusan suez, selat dardanella dan bosphorus yang menghubungkan jalur laut hitam ke mediterania, selat hormus di teluk dan selat malaka di asia tenggara. Kaum muslimin dengan menempati posisi strategis seperti ini, semestinya kebutuhan dunia banyak ditentukan oleh umat islam. Sebab lalu lintas internasional pasti akan melewati jalur laut tersebut. Jika seluruh wilayah kaum muslim di dunia bersatu di bawah naungan Khilafah Islam, dan umat islam berada dalam satu suara dan satu komando (seperti ketika masih berdirinya Khilafah Islam-red), niscaya mereka akan menjadi kekuatan adidaya.
Kaum muslim secara geografis menempati posisi strategis jalur laut dunia. Mereka menempati selat Gibraltar, terusan suez, selat dardanella dan bosphorus yang menghubungkan jalur laut hitam ke mediterania, selat hormus di teluk dan selat malaka di asia tenggara. Kaum muslimin dengan menempati posisi strategis seperti ini, semestinya kebutuhan dunia banyak ditentukan oleh umat islam. Sebab lalu lintas internasional pasti akan melewati jalur laut tersebut. Jika seluruh wilayah kaum muslim di dunia bersatu di bawah naungan Khilafah Islam, dan umat islam berada dalam satu suara dan satu komando (seperti ketika masih berdirinya Khilafah Islam-red), niscaya mereka akan menjadi kekuatan adidaya.
Inilah
yang dianggap berbahaya oleh Negara-negara besar yang mengemban ideologi
kapitalis saat ini. Dalam hal ini Indonesia yang merupakan salah satu bagian
dari negeri muslim juga memiliki posisi geopolitis yang sangat strategis dalam
percaturan internsional seharusnya !
Lalu, apa kontribusi yang bisa kita berikan untuk menjemput kebangkitan kaum muslimin yang diharapkan melalui pemikiran, tangan, kaki dan nyawa putra-putrinya ?
Lalu, apa kontribusi yang bisa kita berikan untuk menjemput kebangkitan kaum muslimin yang diharapkan melalui pemikiran, tangan, kaki dan nyawa putra-putrinya ?
Secara
Kekayaan Alam
Negeri-negeri islam dianugerahi Allah dengan kekayaan alam yang melimpah; lembah, ngarai, hutan nan hijau, rempah-rempah yang melimpah, isi perut bumi yang kaya akan bahan tambang, minyak, dan gas bumi; kesuburan yang tiada taranya; laut dengan segala potensi yang ada di permukaannya, di dasarnya, maupun di perut buminya. Pendek kata, negeri kita, yang juga negeri kaum muslim ini, dikarunia Allah kekayaan yang luar biasa.
Negeri-negeri islam dianugerahi Allah dengan kekayaan alam yang melimpah; lembah, ngarai, hutan nan hijau, rempah-rempah yang melimpah, isi perut bumi yang kaya akan bahan tambang, minyak, dan gas bumi; kesuburan yang tiada taranya; laut dengan segala potensi yang ada di permukaannya, di dasarnya, maupun di perut buminya. Pendek kata, negeri kita, yang juga negeri kaum muslim ini, dikarunia Allah kekayaan yang luar biasa.
Karunia
ini merupakan kekuatan yang luar biasa, sebagai contoh, melalui kekuatan ini
negeri-negeri arab pernah menunjukkannya melalui embargo minyak pada tahun
1973-1974. Embargo ini sempat mengguncang ekonomi AS dan Eropa, bahkan mereka
lebih kelabakan daripada seperti terjadi runtuhnya WTC.
Potensi sumber daya ini, di satu sisi dipandang sebagai bahaya yang dapat mengalahkan Negara-negara besar; sementara di sisi lain dimanfaatkan sebagai lahan bagi Negara-negara besar untuk memperkaya diri mereka, seperti kasus Freeport. Sekali lagi, Indonesia merupakan Negara yang amat kaya sumberdaya alamnya.
Melihat dengan jelas yang terjadi saat ini oleh pemimpin-pemimpin negeri kaum muslimin bekerjasama atau membiarkan musuh-musuh islam ‘merampok‘ kekayaan alam yang dimiliki kira-kira apa yang seharusnya kita lakukan ?
Secara
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk atau manusia yang memeluk islam itu besar. Memang, jumlah penduduk bukanlah faktor penentu kekuatan suatu Negara atau suatu kaum, apalagi kalau mentalnya, seperti buih. Namun bila umat islam di seluruh dunia bersatu di bawah Khilafah, jumlah penduduknya akan menjadi penduduk yang “berideologis terapan” (hehehe... kayak ilmu aja, ada ilmu terapan dan bukan hanya sebagai ilmu murni, yang menjadi bahan kajian doang!-brow) karena dorongan akidah islamnya. Tentu ini merupakan kekuatan yang luar biasa.
Jumlah penduduk atau manusia yang memeluk islam itu besar. Memang, jumlah penduduk bukanlah faktor penentu kekuatan suatu Negara atau suatu kaum, apalagi kalau mentalnya, seperti buih. Namun bila umat islam di seluruh dunia bersatu di bawah Khilafah, jumlah penduduknya akan menjadi penduduk yang “berideologis terapan” (hehehe... kayak ilmu aja, ada ilmu terapan dan bukan hanya sebagai ilmu murni, yang menjadi bahan kajian doang!-brow) karena dorongan akidah islamnya. Tentu ini merupakan kekuatan yang luar biasa.
Realitas
menunjukan, bahwa Indonesia dengan penduduk 220 juta jiwa, di pangkas oleh
non-muslim baik yang pro maupun yang kontra terhadap penerapan syariat islam,
masih merupakan negeri muslim yang berpenduduk terbesar di dunia.
Nah
tinggal kitanya, enggak usah nunjuk ke orang lain dong ah..., jadi kitanya sudah
mempelajari islam sebagai “ideologi/ mabda”
atau belum ? jangan-jangan belum. Kalau kita saja tidak tahu kenapa kita harus bersikap
dan bertindak sebagaimana seorang muslim, bagaimana bisa islam kaffah diterapkan melalui tangan-tangan putera-puteri
kaum muslimin. Betul gak ?
Secara
Kekuatan Militer
Saat ini militer dunia islam sangat bergantung pada musuh-musuh mereka ! meskipun secara kuantitas jumlah tentara di dunia islam sangat besar. Bayangkan…, bila direkrut 1% saja deh, gak usah banyak-banyak, dari jumlah penduduk muslim di dunia yang mencapai 1,5 milyar penduduk, akan di dapat 15 juta tentara (utama-bro), sebab pada dasarnya kaum muslim harus siap berjihad, dalam sabdanya, beliau saw., mengatakan, barang siapa dalam hatinya tidak ada sedikit pun niat untuk berjihad, maka matinya dalam keadaan munafik. nah lho…! Lebih lanjut lagi janji Allah dan rasul-Nya setiap muslim yang beriman akan dapat mengalahkan dua hingga 10 kali lipat musuh-musuh Allah ! artinya kalau yang 1% dari tentara kaum muslimin yang direkrut lalu dibina keimanan dan ketaqwaannya dengan benar, maka enggak terbayang betapa kuatnya militer umat islam ini.
Saat ini militer dunia islam sangat bergantung pada musuh-musuh mereka ! meskipun secara kuantitas jumlah tentara di dunia islam sangat besar. Bayangkan…, bila direkrut 1% saja deh, gak usah banyak-banyak, dari jumlah penduduk muslim di dunia yang mencapai 1,5 milyar penduduk, akan di dapat 15 juta tentara (utama-bro), sebab pada dasarnya kaum muslim harus siap berjihad, dalam sabdanya, beliau saw., mengatakan, barang siapa dalam hatinya tidak ada sedikit pun niat untuk berjihad, maka matinya dalam keadaan munafik. nah lho…! Lebih lanjut lagi janji Allah dan rasul-Nya setiap muslim yang beriman akan dapat mengalahkan dua hingga 10 kali lipat musuh-musuh Allah ! artinya kalau yang 1% dari tentara kaum muslimin yang direkrut lalu dibina keimanan dan ketaqwaannya dengan benar, maka enggak terbayang betapa kuatnya militer umat islam ini.
Perhatikan
petikan dialog heraklius (kaisar Romawi) dengan para Jenderal Perangnya ini, ketika
pasukan 'adidaya' Romawi dapat dikalahkan oleh kaum muslimin :
Heraklius : "celaka kalian ! jelaskan kepadaku tentang orang-orang yang berperang melawan kalian ? Bukankah mereka manusia juga seperti kalian!"
Heraklius : "celaka kalian ! jelaskan kepadaku tentang orang-orang yang berperang melawan kalian ? Bukankah mereka manusia juga seperti kalian!"
Jenderal
Romawi : "benar"
Heraklius : "Siapa yang lebih banyak jumlah pasukannya, kalian atau mereka ?"
Jenderal Romawi : "Kami lebih banyak pasukannya beberapa kali lipat di semua tempat"
Heraklius : "Lalu mengapa kalian bisa dikalahkan ?"
Jenderal Romawi : "karena mereka biasa melakukan shalat malam,berpuasa pada siang hari, menepati janji, melakukan amar ma'ruf nahi mungkar dan berlaku adil sesama mereka. sebaliknya, kita biasa minum minuman keras, berzina, melakukan keharaman, ingkar janji, merampok, menzalimi orang-orang, memerintahkan kepada keharaman, melarang kepada hal-hal yang diridlai Tuhan serta membuat kerusakan di muka bumi"
Heraklius : "Siapa yang lebih banyak jumlah pasukannya, kalian atau mereka ?"
Jenderal Romawi : "Kami lebih banyak pasukannya beberapa kali lipat di semua tempat"
Heraklius : "Lalu mengapa kalian bisa dikalahkan ?"
Jenderal Romawi : "karena mereka biasa melakukan shalat malam,berpuasa pada siang hari, menepati janji, melakukan amar ma'ruf nahi mungkar dan berlaku adil sesama mereka. sebaliknya, kita biasa minum minuman keras, berzina, melakukan keharaman, ingkar janji, merampok, menzalimi orang-orang, memerintahkan kepada keharaman, melarang kepada hal-hal yang diridlai Tuhan serta membuat kerusakan di muka bumi"
Heraklius : "Kamu benar!"
(dalam kitab al-bidayah (VII/15)diriwayatkan oleh ahmad bin marwan al malik; juga oleh Ibn Asakir)
Dalam as-sunan al-kubra (VIII/175) yang diriwayatkan oleh al-baihaqi
seorang intel Imperium Romawi yang diperintahkan atasannya menyelidiki kaum muslimin, lalu melaporkan
Prajurit : "Mereka adalah para 'biarawan' (ahli ibadah) pada malam hari dan para pendekar ulung di siang hari. jika anak penguasa mereka mencuri, mereka memotong tangannya, dan jika ia berzina, mereka merajamnya, untuk menegakkan kebenaran di tengah-tengah mereka"
(dalam kitab al-bidayah (VII/15)diriwayatkan oleh ahmad bin marwan al malik; juga oleh Ibn Asakir)
Dalam as-sunan al-kubra (VIII/175) yang diriwayatkan oleh al-baihaqi
seorang intel Imperium Romawi yang diperintahkan atasannya menyelidiki kaum muslimin, lalu melaporkan
Prajurit : "Mereka adalah para 'biarawan' (ahli ibadah) pada malam hari dan para pendekar ulung di siang hari. jika anak penguasa mereka mencuri, mereka memotong tangannya, dan jika ia berzina, mereka merajamnya, untuk menegakkan kebenaran di tengah-tengah mereka"
Komandan :
"jika laporanmu ini benar, perut bumi (liang lahat/kuburan) lebih baik
bagiku daripada harus menghadapi mereka di atas
permukaan bumi. Aku
berharap Tuhan tidak mempertemukan aku dengan mereka"
Berdasarkan
riwayat ini maka jelas, kemenangan demi kemenangan dan kemuliaan yang diraih
oleh kaum muslimin pada saat itu, serta keseganan musuh (orang-orang kafir)
atas mereka (kaum muslim terdahulu) adalah karena keteguhan mereka dalam
berpegang teguh dengan agama ini (islam). Dan sebaliknya, kekalahan dan
kenistaan kaum muslim serta hilangnya rasa takut orang-orang kafir atas kaum
muslim adalah karena tidak dijadikannya islam kaffah (secara sempurna)sebagai
landasan dalam segenap aktivitas yang dilakukan oleh umat islam, baik secara
indvidu, bermasyarakat maupun bernegara.
Karena itu dapat dibayangkan betapa kuatnya jika mobilisasi pasukan militer ini dilakukan oleh sebuah negeri muslim seperti pada saat masih tegaknya Daulah Khilafah. Pada sisi ini pula, islam dipandang sebagai ancaman bagi peradaban barat yang kapitalistik. Nah terkait hal ini, Indonesia juga punya potensi menjadi bagiannya brow !
Karena itu dapat dibayangkan betapa kuatnya jika mobilisasi pasukan militer ini dilakukan oleh sebuah negeri muslim seperti pada saat masih tegaknya Daulah Khilafah. Pada sisi ini pula, islam dipandang sebagai ancaman bagi peradaban barat yang kapitalistik. Nah terkait hal ini, Indonesia juga punya potensi menjadi bagiannya brow !
Makanya
biar pun kita enggak jadi tentara, semangat jihad harus tetap dikobarkan,
apalagi kalau kita tahu kenikmatan mati syahid, niscaya kita pasti minta mati
berulang kali, cobain deh…?! :D
Allahu'alam
Comments
Post a Comment